SINGLE PARENT DALAM MENDIDIK ANAK MENURUT PANDANGAN PSIKOLOGI
DAN ISLAM
Makalah
Disusun guna memenuhi tugas
Mata kuliah: PSIKOLOGI
Dosen pengampu: Drs.Djasadi, M.Pd
Disusun oleh:
Lilik nur istiadi 111211037
Nur aisah 111211051
Rizqi tufiqul yakin 111211059
Zainul adib 111211078
FAKULTAS DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
WALISONGO
SEMARANG
2011
I.PENDAHULUAN
Kehilangan salah
satu orang tua berarti tidak adanya tokoh yang dapat diidentifikasikan dalam
keluarga, dan menjadi orang tua tunggal tentunya sangatlah berat dalam mengurus
segala keperluan dalam rumah tangga. Apalagi untuk memenuhi segala kebutuhan
pokok dalam keluarga khususnya untuk memenuhi segala kebutuhan pokok anak.
Sangatlah berat bagi seorang ibu yang harus menjadi orang tua tunggal untuk
mengurus segala kebutuhan keluarga khususnya kebutuhan anak-anaknya. Seorang
ibu harus menjalankan dua peran sekaligus yakni, berperan sebagai kepala
keluarga yang bertugas mencari nafkah untuk memenuhi semua kebutuhan keluarga
dan berperan sebagai seorang ibu yang bertugas untuk mengurus semua kebutuhan
keluarga serta mendidik anakanaknya. Kebutuhan pokok atau kebutuhan dasar
manusia seperti sandang, pangan, dan papan yang sangat penting dan harus
dipenuhi oleh manusia. Tetapi selain kebutuhan sandang, pangan, dan papan
kebutuhan akan pendidikan juga sangat penting di zaman sekarang ini. Seorang
anak yang masih usia sekolah berhak mendapatkan pendidikan yang layak untuk
masa depan mereka. Kesehatan
dan tempat tinggal yang layak juga menjadi kebutuhan pokok yang harus dipenuhi oleh setiap manusia. Sangatlah berat jika semua kebutuhan tersebut harus dipikul oleh seorang ibu yang menjadi orang tua tunggal, apalagi di zaman sekarang semua kebutuhan yang terus meningkat.
dan tempat tinggal yang layak juga menjadi kebutuhan pokok yang harus dipenuhi oleh setiap manusia. Sangatlah berat jika semua kebutuhan tersebut harus dipikul oleh seorang ibu yang menjadi orang tua tunggal, apalagi di zaman sekarang semua kebutuhan yang terus meningkat.
II. PERMASALAHAN
A. Peran
orang tua dalam proses tumbuh kembang anak
B. Single
parent(lebih spesifik kami mengambil contoh seorang Ibu)dalam mendidik anak
III.
PEMBAHASAN
A. Peran orang tua dalam proses tumbuh kembang anak
ANAK
tumbuh dengan belajar dari orangtua dan lingkungan sekitarnya. Rumah adalah
tempat terbaik bagi anak untuk tumbuh dan berkembang di bawah pengasuhan
orangtuanya. Orangtua adalah "pengasuh" terbaik
bagi anak. Hal ini pernah dibuktikan dalam sebuah penelitian yang dilakukan di
Singapura. Penelitian yang melibatkan 2000 anak usia 6?12 tahun tersebut
menyimpulkan bahwa anak-anak yang dititipkan di tempat penitipan anak dan
diasuh oleh orangtua asuh atau pembantu memiliki kemungkinan dua kali lebih
besar mengalami masalah kesehatan mental dibanding anak-anak yang diasuh sendiri oleh orangtuanya.
Dalam penelitian itu, tim peneliti dari Institut Kesehatan Mental Singapura dan Universitas Nasional Singapura menemukan adanya hubungan langsung antara ketidakhadiran orangtua dengan emosional dan perilaku menyimpang pada anak seperti depresi, kegelisahan, agresif, dan perilaku suka mengganggu (jahil).
Perwakilan peneliti, Dr Bernardine Woo, mengatakan, anakanak yang tinggal dengan orangtua tunggal (ibunya) karena bercerai, menjanda,atau ditinggal mati suaminya, kemungkinan tiga kali lebih besar mengalami masalah kesehatan mental dibanding anak lainnya. "Sejumlah postulat mengemukakan alasannya terletak pada kurangnya dukungan dari orangtua dan kualitas perhatian yang mungkin berbeda-beda antara anak yang satu dengan yang lain, yang selanjutnya akan memengaruhi anak-anak secara psikologis," kata Woo. Di Asia, adalah hal yang biasa bila orangtua yang sibuk bekerja meninggalkan anak mereka dalam asuhan pembantu, teman, kerabat, atau pusat penitipan anak. Studi juga menemukan bahwa secara umum, kemungkinan anak laki-laki untuk mengalami masalah perilaku dan emosional dua kali lebih tinggi dibanding anak perempuan. Selain itu, anak laki-laki dengan IQ (intelligence quotient) rendah berisiko tiga kali lebih tinggi mengalami masalah yang sama dibanding mereka yang memiliki IQ lebih tinggi. Sejatinya sungguh sayang jika Anda sebagai orangtua melewatkan masa-masa emas mendidik si buah hati, terutama pada tiga tahun pertama kehidupannya. Hasil riset otak mutakhir menunjukkan bahwa usia tiga tahun pertama adalah fase pembangunan fondasi otak. Di sini struktur otak anak akan permanen
Dalam penelitian itu, tim peneliti dari Institut Kesehatan Mental Singapura dan Universitas Nasional Singapura menemukan adanya hubungan langsung antara ketidakhadiran orangtua dengan emosional dan perilaku menyimpang pada anak seperti depresi, kegelisahan, agresif, dan perilaku suka mengganggu (jahil).
Perwakilan peneliti, Dr Bernardine Woo, mengatakan, anakanak yang tinggal dengan orangtua tunggal (ibunya) karena bercerai, menjanda,atau ditinggal mati suaminya, kemungkinan tiga kali lebih besar mengalami masalah kesehatan mental dibanding anak lainnya. "Sejumlah postulat mengemukakan alasannya terletak pada kurangnya dukungan dari orangtua dan kualitas perhatian yang mungkin berbeda-beda antara anak yang satu dengan yang lain, yang selanjutnya akan memengaruhi anak-anak secara psikologis," kata Woo. Di Asia, adalah hal yang biasa bila orangtua yang sibuk bekerja meninggalkan anak mereka dalam asuhan pembantu, teman, kerabat, atau pusat penitipan anak. Studi juga menemukan bahwa secara umum, kemungkinan anak laki-laki untuk mengalami masalah perilaku dan emosional dua kali lebih tinggi dibanding anak perempuan. Selain itu, anak laki-laki dengan IQ (intelligence quotient) rendah berisiko tiga kali lebih tinggi mengalami masalah yang sama dibanding mereka yang memiliki IQ lebih tinggi. Sejatinya sungguh sayang jika Anda sebagai orangtua melewatkan masa-masa emas mendidik si buah hati, terutama pada tiga tahun pertama kehidupannya. Hasil riset otak mutakhir menunjukkan bahwa usia tiga tahun pertama adalah fase pembangunan fondasi otak. Di sini struktur otak anak akan permanen
terbentuk,
sehingga berpengaruh secara permanen pula. Selanjutnya, sebelum menginjak usia
7 tahun, perkembangan otak anak bisa dikatakan hampir sempurna terbentuk
(sekitar 90 persen). Semua pengalaman masa kecil, baik positif maupun negatif,
akan berpengaruh jangka panjang dalam kehidupan si anak.
B.
Single
Parent(lebih spesifik kami mengambil contoh seorang Ibu)dalam mendidik anak
The best Teacher in the world is Mommy. Seorang ibu
harus menjalankan dua peran sekaligus yakni, berperan sebagai kepala keluarga
yang bertugas mencari nafkah untuk memenuhi semua kebutuhan keluarga dan
berperan sebagai seorang ibu yang bertugas untuk mengurus semua kebutuhan
keluarga serta mendidik anakanaknya. Kebutuhan pokok atau kebutuhan dasar manusia seperti sandang, pangan, dan
papan yang sangat penting dan harus dipenuhi oleh manusia. Tetapi selain
kebutuhan sandang, pangan, dan papan kebutuhan akan pendidikan juga sangat
penting di zaman sekarang ini. Seorang anak yang masih usia sekolah berhak
mendapatkan pendidikan yang layak untuk masa depan mereka. Kesehatan dan tempat tinggal yang layak juga menjadi
kebutuhan pokok yang harus dipenuhi oleh setiap manusia. Sangatlah berat jika
semua kebutuhan tersebut harus dipikul oleh seorang ibu yang menjadi orang tua
tunggal, apalagi di zaman sekarang semua kebutuhan yang terus meningkat.
Tugas selanjutnya dari single parent(ibu) adalah
mendidik anak, sebab disamping mengontrol perkembangan fisik, kini ia harus
melibatkan diri dalam menjamin kesejahteraan psikis anaknya,agar anak bisa
beradaptasi terhadap lingkungan sosialnya. Orang tua harus terus menerus
melatih anaknya agar anak mampu mengendalikan instik-instiknya untuk bisa
menjadi manusia yang beradab. Sebab jika si anak terlalu “dibebaskan” atau
dibiarkan lepas bebas serta dikuasai oleh dorongan-dorongan instiknya yang
negatif, maka ia akan menjadi pribadi yang liar (tidak terkendali) dan tidak
disiplin. Namun sebaliknya, apabila orang tua(single parent) tadi terlalu
melarang anaknyadengan macam-macam tabu dan pantangan, maka hal-hal tersebut
akan meh menghambat perkembangan si anak. Jadi pada kesimpulannya,tidak mudah
mengasuh dan mendidik anak, bahkan ilmu pengetahuan modern pada zaman sekarang
ini pun tidak atau belum mampu memberikan solusi-solusi ampuh untuk
memprsiapkan orang tua untuk menjadi pengasuh dan pendidik yang sempurna.
IV. KESIMPULAN
Anak tumbuh kembang atau
sebaliknya itu tergantung dari cara orang tua mengasuhnya, tak lepas faktor
dari lingkungan juga sangat mempengaruhi. Di zaman modern ini tidak mudah orang
tua dalam mendidik si buah hati terutama single parent, dia harus mejalankan
dua peran sekaligus yakni,berperan sebagai kepala keluarga yang bertugas
mencari nafkah untuk memenuhi segala kebutuhan keluarga dan berperan sebagai
seorang ibu yang bertugas untuk mengurus semua kebutuhan keluarga dan mendidik
anak-anaknya. Jadi intinya “Orang tua(walaupun single parent) merupakan
pengasuh terbaik bagi anak”.
V. PENUTUP
Demikianlah makalah ini yang dapat penulis sampaikan. Semoga apa yang telah
penulis lakukan ini nantinya akan menjadi sebuah amal ibadah. Amien. Penulis
menyadari bahwasannya dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, penulis meminta saran dan kritik dari pembaca yang bersifat
membangun demi kesempurnaan makalah kami selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Dagun,Save M.2002. Psikologi keluarga.Jakarta;PT
Asdi Mahastya.
Kartono,Kartini.1992.Psikologi Wanita.Bandung;Mandiri
Maju
Undergraduate Theses from GDLHUB / 2011-09-30
11:38:33
Oleh : LUTFIAH FACHRIANI NIM 060910301086
Oleh : LUTFIAH FACHRIANI NIM 060910301086
(diunduh pada tgl 3
oktober 2011)
http://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&cd=7&ved=0CEIQFJAG&url=http3%2Forangtuapengasuhterbaikbagianak
(diunduh pada tgl 3 oktober 2011-10-05)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar