Senin, 09 Juli 2012

Makalah makul Peng.Psikologi




SINGLE PARENT DALAM MENDIDIK ANAK MENURUT PANDANGAN PSIKOLOGI DAN ISLAM

Makalah
Disusun guna memenuhi tugas
Mata kuliah:  PSIKOLOGI
Dosen pengampu: Drs.Djasadi, M.Pd






Disusun oleh:
Lilik nur istiadi                         111211037
Nur aisah           111211051
Rizqi tufiqul yakin                    111211059
Zainul adib                              111211078

FAKULTAS DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2011






I.PENDAHULUAN

Kehilangan salah satu orang tua berarti tidak adanya tokoh yang dapat diidentifikasikan dalam keluarga, dan menjadi orang tua tunggal tentunya sangatlah berat dalam mengurus segala keperluan dalam rumah tangga. Apalagi untuk memenuhi segala kebutuhan pokok dalam keluarga khususnya untuk memenuhi segala kebutuhan pokok anak. Sangatlah berat bagi seorang ibu yang harus menjadi orang tua tunggal untuk mengurus segala kebutuhan keluarga khususnya kebutuhan anak-anaknya. Seorang ibu harus menjalankan dua peran sekaligus yakni, berperan sebagai kepala keluarga yang bertugas mencari nafkah untuk memenuhi semua kebutuhan keluarga dan berperan sebagai seorang ibu yang bertugas untuk mengurus semua kebutuhan keluarga serta mendidik anakanaknya. Kebutuhan pokok atau kebutuhan dasar manusia seperti sandang, pangan, dan papan yang sangat penting dan harus dipenuhi oleh manusia. Tetapi selain kebutuhan sandang, pangan, dan papan kebutuhan akan pendidikan juga sangat penting di zaman sekarang ini. Seorang anak yang masih usia sekolah berhak mendapatkan pendidikan yang layak untuk masa depan mereka. Kesehatan
dan tempat tinggal yang layak juga menjadi kebutuhan pokok yang harus dipenuhi oleh setiap manusia. Sangatlah berat jika semua kebutuhan tersebut harus dipikul oleh seorang ibu yang menjadi orang tua tunggal, apalagi di zaman sekarang semua kebutuhan yang terus meningkat.



II. PERMASALAHAN

A.     Peran orang tua dalam proses tumbuh kembang anak
B.     Single parent(lebih spesifik kami mengambil contoh seorang Ibu)dalam mendidik anak














III. PEMBAHASAN


A.     Peran orang tua dalam proses tumbuh kembang anak

ANAK tumbuh dengan belajar dari orangtua dan lingkungan sekitarnya. Rumah adalah tempat terbaik bagi anak untuk tumbuh dan berkembang di bawah pengasuhan orangtuanya. Orangtua adalah "pengasuh" terbaik bagi anak. Hal ini pernah dibuktikan dalam sebuah penelitian yang dilakukan di Singapura. Penelitian yang melibatkan 2000 anak usia 6?12 tahun tersebut menyimpulkan bahwa anak-anak yang dititipkan di tempat penitipan anak dan diasuh oleh orangtua asuh atau pembantu memiliki kemungkinan dua kali lebih besar mengalami masalah kesehatan mental dibanding anak-anak yang diasuh sendiri oleh orangtuanya.
Dalam penelitian itu, tim peneliti dari Institut Kesehatan Mental Singapura dan Universitas Nasional Singapura menemukan adanya hubungan langsung antara ketidakhadiran orangtua dengan emosional dan perilaku menyimpang pada anak seperti depresi, kegelisahan, agresif, dan perilaku suka mengganggu (jahil).
Perwakilan peneliti, Dr Bernardine Woo, mengatakan, anakanak yang tinggal dengan orangtua tunggal (ibunya) karena bercerai, menjanda,atau ditinggal mati suaminya, kemungkinan tiga kali lebih besar mengalami masalah kesehatan mental dibanding anak lainnya. "Sejumlah postulat mengemukakan alasannya terletak pada kurangnya dukungan dari orangtua dan kualitas perhatian yang mungkin berbeda-beda antara anak yang satu dengan yang lain, yang selanjutnya akan memengaruhi anak-anak secara psikologis," kata Woo. Di Asia, adalah hal yang biasa bila orangtua yang sibuk bekerja meninggalkan anak mereka dalam asuhan pembantu, teman, kerabat, atau pusat penitipan anak. Studi juga menemukan bahwa secara umum, kemungkinan anak laki-laki untuk mengalami masalah perilaku dan emosional dua kali lebih tinggi dibanding anak perempuan. Selain itu, anak laki-laki dengan IQ (intelligence quotient) rendah berisiko tiga kali lebih tinggi mengalami masalah yang sama dibanding mereka yang memiliki IQ lebih tinggi. Sejatinya sungguh sayang jika Anda sebagai orangtua melewatkan masa-masa emas mendidik si buah hati, terutama pada tiga tahun pertama kehidupannya. Hasil riset otak mutakhir menunjukkan bahwa usia tiga tahun pertama adalah fase pembangunan fondasi otak. Di sini struktur otak anak akan permanen


terbentuk, sehingga berpengaruh secara permanen pula. Selanjutnya, sebelum menginjak usia 7 tahun, perkembangan otak anak bisa dikatakan hampir sempurna terbentuk (sekitar 90 persen). Semua pengalaman masa kecil, baik positif maupun negatif, akan berpengaruh jangka panjang dalam kehidupan si anak.

B.     Single Parent(lebih spesifik kami mengambil contoh seorang Ibu)dalam mendidik anak

The best Teacher in the world is Mommy. Seorang ibu harus menjalankan dua peran sekaligus yakni, berperan sebagai kepala keluarga yang bertugas mencari nafkah untuk memenuhi semua kebutuhan keluarga dan berperan sebagai seorang ibu yang bertugas untuk mengurus semua kebutuhan keluarga serta mendidik anakanaknya. Kebutuhan pokok atau kebutuhan dasar manusia seperti sandang, pangan, dan papan yang sangat penting dan harus dipenuhi oleh manusia. Tetapi selain kebutuhan sandang, pangan, dan papan kebutuhan akan pendidikan juga sangat penting di zaman sekarang ini. Seorang anak yang masih usia sekolah berhak mendapatkan pendidikan yang layak untuk masa depan mereka. Kesehatan dan tempat tinggal yang layak juga menjadi kebutuhan pokok yang harus dipenuhi oleh setiap manusia. Sangatlah berat jika semua kebutuhan tersebut harus dipikul oleh seorang ibu yang menjadi orang tua tunggal, apalagi di zaman sekarang semua kebutuhan yang terus meningkat.
Tugas selanjutnya dari single parent(ibu) adalah mendidik anak, sebab disamping mengontrol perkembangan fisik, kini ia harus melibatkan diri dalam menjamin kesejahteraan psikis anaknya,agar anak bisa beradaptasi terhadap lingkungan sosialnya. Orang tua harus terus menerus melatih anaknya agar anak mampu mengendalikan instik-instiknya untuk bisa menjadi manusia yang beradab. Sebab jika si anak terlalu “dibebaskan” atau dibiarkan lepas bebas serta dikuasai oleh dorongan-dorongan instiknya yang negatif, maka ia akan menjadi pribadi yang liar (tidak terkendali) dan tidak disiplin. Namun sebaliknya, apabila orang tua(single parent) tadi terlalu melarang anaknyadengan macam-macam tabu dan pantangan, maka hal-hal tersebut akan meh menghambat perkembangan si anak. Jadi pada kesimpulannya,tidak mudah mengasuh dan mendidik anak, bahkan ilmu pengetahuan modern pada zaman sekarang ini pun tidak atau belum mampu memberikan solusi-solusi ampuh untuk memprsiapkan orang tua untuk menjadi pengasuh dan pendidik yang sempurna.



IV. KESIMPULAN

Anak tumbuh kembang atau sebaliknya itu tergantung dari cara orang tua mengasuhnya, tak lepas faktor dari lingkungan juga sangat mempengaruhi. Di zaman modern ini tidak mudah orang tua dalam mendidik si buah hati terutama single parent, dia harus mejalankan dua peran sekaligus yakni,berperan sebagai kepala keluarga yang bertugas mencari nafkah untuk memenuhi segala kebutuhan keluarga dan berperan sebagai seorang ibu yang bertugas untuk mengurus semua kebutuhan keluarga dan mendidik anak-anaknya. Jadi intinya “Orang tua(walaupun single parent) merupakan pengasuh terbaik bagi anak”.


V. PENUTUP

   Demikianlah makalah ini yang dapat penulis sampaikan. Semoga apa yang telah penulis lakukan ini nantinya akan menjadi sebuah amal ibadah. Amien. Penulis menyadari bahwasannya dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis meminta saran dan kritik dari pembaca yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah kami selanjutnya.



















DAFTAR PUSTAKA

Dagun,Save M.2002. Psikologi keluarga.Jakarta;PT Asdi Mahastya.
Kartono,Kartini.1992.Psikologi Wanita.Bandung;Mandiri Maju
Undergraduate Theses from GDLHUB / 2011-09-30 11:38:33
Oleh : LUTFIAH FACHRIANI NIM 060910301086
(diunduh pada tgl 3 oktober 2011)
http://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&cd=7&ved=0CEIQFJAG&url=http3%2Forangtuapengasuhterbaikbagianak (diunduh pada tgl 3 oktober 2011-10-05)










Tidak ada komentar:

Posting Komentar