M.
CHANIF MIFTAHUDIN
(PRESENTER CAKRA TV)
Laporan
Mini Research
Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah
Antropologi
Dosen pengampu: Dra. Hj Ibu Misbah Zulfa
Elisabeth, M.Hum
Disusun
oleh:
1.) Lilik
Nur Istiadi (111211037)
2.) Maeroni (111211039)
3.) Lailatus
Syarifah (111211074)
4.) M.
Khoirul anam (111211046)
5.) Rizka
malvina (111211058)
FAKULTAS DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2012
I.
PENDAHULUAN
Menurut perkembangan
sejarah, antropologi mengalami perkembangan dari satu episode aliran ke aliran
lain atau dari satu perspektif ke persepektif lainya. Sejarah pekembangan ilmu
pengetahuan selalu tidak berangkat dari ranah kosong, tetapi kelanjutan dari
perkembangan sebelumnya, apakah dalam bentuknya melanjutkan tradisi yang sudah
ada merevisi pandangan yang berkembang atau bakan menolak dan menemukan
sesuatuyang baru. Antropologi sebagai suatu bidang atau disiplin didalam ilmu
sosial lainnya bahkan ilmu-ilmu alam.
Dalam persepektif aliran antropologi yang tertua ini,
kebudayaan adalah sebagai sistem yang berupa gagasan, kelakuan, dan asil
kelakuan yang mencakup tiga hal, yaitu kebudayaan sebagai sistem gagasan,
kebudayaan sebagai sistem kelakuan. Dalam kata yang sederhana, dapat dinyatakan
bahwa kebudayaan ialah hasil cipta, rasa, dan karsa manusia. Kebudayaan
bukanlah sesuatu yang statis, melainkan bisa mengalami perubahansecara lambat
tetapi pasti atau yang dikonsepsikan sebagai perubahan evulosioner. Di dalam
sebagai penilitan yang menggunakan studi perbandingan sinkronik ataupundiakronik
diperoleh gambaran bahwa kebudayaan itu mengalami perubahan evilisioner. Dan
dari kebudayaan primitif kebudayaan modern. Percampuran budaya itu kemudian
memengaruhi berbagai subsistem kebudayaan, baik yang menyangkut sistem ekonomi,
religi, sosial, pengatahuan, kesenian maupun sistem teknologinya. Perubahan
kebudayaan tersebut terkait dengan proses masuknya berbagai macam kebudayaan
dari tempat, suku, dan ras lain atau juga karena proses sosial yang terus
berubah
Perubahan kebudayaan tersebut terkait dengan proses masuknya
berbagai macam kebudayaan dari tempat, suku, dan ras lain atau juga karena
proses sosial yang terus berubah
Perubahan kebudayaan tersebut terkait dengan proses masuknya
berbagai macam kebudayaan dari tempat, suku, dan ras lain atau juga karena
proses sosial yang terus berubah
Perubahan kebudayaan tersebut terkait dengan proses masuknya
berbagai macam kebudayaan dari tempat, suku, dan ras lain atau juga karena proses
sosial yang terus berubah.
Sedangkan pemakalah sendiri memiliki tanggapan
terhadap itu semua, bahwa setiap detik masyarakat tidak lepas dari berita.
Kehidupan orang premitif di samudra
pasifik tadi mengabarkan memang berita begitu sangat berharga. Apalagi
mengingat berita itu bisa disetting dengan sebaik mungkin. untuk itu profesi
presenter sangat dibutuhkan dimana saja, sehingga presenter harus dilindungi pagar
api,antara bisnis dan berita. Indepedensi masyarakat presenter harus netral
memang benar apa adanya. Pertentangan saat ini lebih dramatis, untuk pertama
kalinya dalam sejarah kita, berita kian banyak di produksi oleh perusahaan non jurnalisme, dan yang baru ini
sangatlah penting. Presenter menghadapi kemungkinan bahwa berita yang
independen akan tergantikan oleh komersialisme untuk kepentingan diri sendiri.
Maka presenter di harapkan tidak melihat dari nilai-nilai materi saja tetapi membantu
masyarakat dalam menciptakan tuntutan bagi jurnalisme untuk memegang
prinsip-prinsip yang saat pertama kali di digungkan telah melahirkan kebebasan
pers.[1]
M. Chanif Miftahudin
lahir di Temanggung pada tanggal 10 september 1987. Dia menempuh pendidikan
dasarnya pada tahun 1993 di SD Menggoro 1 Temanggung, lalu melanjutkan
pendidikannya di SMP N 1 Tempuran (2000) dan SMA N 3 Magelang pada tahun 2003.
Setelah itu dia meneruskan pendidikannya di IAIN Walisongo Semarang jurusan
Komunikasi Penyiaran Islam (KPI), mas Chacha lulus pada tahun 2010 dengan IP
3,91 yang pada waktu itu merupakan wisuda terbaik dan yang pertama kali
skripsinya menggunakan bahasa Inggris. Kini dia bekerja di Sultan Agung,
menjadi guru di IKIP, bimbel, dinas di RSI UNISULA dan menjadi presenter di
Semarang TV.
II. LATAR
BELAKANG
M. Chanif Miftahudin lahir di Temanggung 10 September 1987,
keluarganya merupakan golongan menengah. Dia memulai pendidikannya di SD
Menggoro 1 Temanggung, Setelah lulus dari sekolah dasar dia melanjutkan ke SMP
N 1 Tempuran Magelang, Selang beberapa waktu setelah lulus dari smp itu, dia
masuk ke SMA N 3 Magelang, yang merupakan SMA favorit di kota Magelang waktu
itu, Selanjutnya dia melanjutkan di IAIN Walisongo Semarang. Selama menempuh
pendidikan dia juga belajar di Pesantren. Mas Chacha memilih melanjutkan di
IAIN karena dia tertarik dengan jurusan KPI yang sesuai dengan keinginannya.
Awalnya dia kecewa karena mata kuliah yang disampaikan tidak
sesuai dengan bayangannya, sebelum masuk, yang ada dibenaknya mas Chacha bahwa
di KPI itu akan diajari tentang Ilmu Komunikasi, tetapi setelah masuk ternyata
yang dipelajari adalah bagaimana kita berkomunikasi, meskipun begitu setelah
penjurusan kekecewaan dia terhapus oleh konsentrasi yang diambilnya. karena
konsentrasi yang diambil adalah penyiaran yang sesuai dengan hobbinya.
Berawal dari hobbi itulah membuat semangat mas Chacha
kembali bangkit, mas Chacha mulai membuat target untuk bisa lulus dalam waktu 4
tahun. Diapun melakukan KKL, PPL dan KKN secara bersamaan untuk mencapai
targetnya itu. Bahkan dia menjadi penanggung jawab di Tim KKNnya, padahal waktu
itu dia harus menyelesaikan beberapa mata kuliahnya sedangkan KKNnya berada di
Wonosobo, perjuan dia untuk mencapai tarjet lulus dalam waktu 4 tahun tidak
pupus sampai disini. Dia relakan pagi-pagi buta berangkat dari Wonosobe ke IAIN
untuk mengejar mata kuliah jam pertamnya, perjuangan itupun tidak sia-sia, dia
berhasil mengikuti jam pertama dengan tepat waktu bahkan dosen yang mengampu
mata kuliah itu bahwa dia berangkat dari Wonosobo dan sedang melakukan KKN.
Allah selalu memberikan jalan bagi hambanya, itu lah kata
yang pas untuk mas Chacha karena dia tidak perlu susah-suhan mencari tempat
PPL, dengan hanya melamar sekali di Hot Fm menjadi penyiar radio, dia langsung
diterima di sana. Bahkan kepala radionya mengijinkan beliau untuk tidak full
time di sana,
untuk pengambilan nilai KKLpun dipermudah oleh pemilik radio tersebut. Itu
karena pemilik Radio sudah meliahat skill mas Chacha yang menonjol dari pada
anak-anak yang pernah KKL di radio itu.
Alhamdhulillah semangat dan perjuangan mas Chacha membawa
dia mencapai targetnya. Keseriusan dalam belajar mas Chacha pun mendapat hadiah
terindah di akhir perjuangannya di IAIN Walisongo, yaitu dia mendapatkan IP
terbaik seinstintut bahkan dia mencapai rekor di fakultas dakwah, karena dia
menggunakan bahasa inggris dalam menyusun semua skripsinya.
Setelah lulus dari IAIN Walisongo, mas Chacha langsung di
tawari bekerja di Cakra tv, yaitu menjadi presenter di sana. Awalnya mas Chacah ragu untuk menerima
tawaran itu, namun dia tidak akan menyia-nyiakan kesempatan itu, “bisa aja
besok tidak akan datang kesempatan ini lagi” pikirnya.
III. PROSES
PENGAMBILAN KEPUTUSAN MENJADI PRESENTER
Awalnya mas Chacha menggeluti dunia presenter itu karena hobi,
sebelum cita-cita menjadi presenter itu tercapai dia ragu apakah dia bisa dan
yakin, kalau dia bisa menjadi seorang presenter yang handal seperti sekarang ini.
Mas Chacha pesimis dengan kondisi dan situasi yang dihadapinya mengingat dan
melihat bahwa seorang presenter itu harus tampan, cerdas, bodinya proporsional,
perfek, mas Chacha itu ragu akan semua itu, setelah sekian lama digelutinya
ternyata presenter itu tidak mengandalkan itu semua. Akan tetapi yang
dibutuhkan untuk menjadi seorang presenter itu adalah skillnya.
Meskipun keluarga besarnya tidak mendukung bahkan melarang profesinya
itu, mas Chacha tetap berusaha keras untuk menjelaskan kepada keluarganya bahwa
pekerjaan yang dijalani itu tidak seburuk dengan apa yang mereka pikirkan.
Karena menurut pemikiran keluarga besarnya seorang presenter itu hanya
menyampaikan berita gossip-gosip yang menurut keluarganya tidak baik, untuk itu
dia berusaha menjelaskan dan membuktikan bahwa apa yang ada di pikiran keluaga
besarnya itu tidak benar.
Dia berusaha keras mempertahankan
pekerjaannya, seiring berjalannya waktu keluarga besarnya bisa menerima
pekerjaannya mas Chacha itu, mengapa mas Chacha berjuang keras mempertahankan
pekerjaannya itu??? Karena dia menyukai dengan pekerjaan presenter itu. Akhirnaya
pekerjaan itu membawa berkah baginya.
Keahlian mas Chacha di ketahui oleh banyak teman-temannya,
karena itu ada teman yang mengajak dia untuk ikut bergabung menjadi pendambing
pasien di RSI UNISULA Semarang, awalnya dia tidak begitu tertarik dengan ajakan
temannya itu tetapi karena jadwal hariannya pada waktu itu hanya siaran dan
mengajar jadi masih banyak waktu luang yang belum terisi, “siapa tahu bisa
menambah aktifitas” piker mas Chacha. Seleksi
pegawai dRS ini menelan waktu sampai 6 bulan dengan 6 tahap seleksi, dari tes tertulis, psiko tes, ketramilan,
wawancara dari 14 orang dan yang diambil hanya 4, presentasi dari 4 orang yang
diambil 2, terahir tes kesehatan. Presentasi itu dilakukan di hadapan semua direksi
dan manager, yang dipresentasikan adalah rencana program pengembangan. Dan yang
di ambil cuma 2 orang, yaitu mas Chacha dan rekannya yang lulusan dari mesir.
Nilai tambahan mas Chacha adalah bahasa pengantar waktu presentasinya, yaitu
bahasa inggris dan kemampuan broadcastingnya. Aktifitas mas Chacha saat ini di
RSI Tidak jauh dari penggunaan bahasa inggris dan kemampuannya di dunia
broadcasting.
Tidak hanya itu, dia juga harus membagi waktu untuk menjalankan
semua aktifitasnya, meskipun kini dia sudah menjadi pendamping pasien di RSI
UNISULA, mas Chacha tetap menggunakan waktu senggangnya untuk menjadi
presenter.
Dinamika Presenter
Jadwal kegiatan mas Chacha
begitu padat setiap harinya, bila mendapat jam masuk pagi di RSI UNISULA, dia
di sana dari pagi sampai pukul dua siang, setelah itu mengajar di IKIP dari
pukul 14.40 sampai pukul 18.00, setelah pulang ke rumah, mas Chacha langsung
mengurusi bimbel di tempat tinggalnya sampai pukul sembilan malam. Di waktu
luangnya mas Chacha gunakan untuk mengambil jadwal siaran di Semarang tv, jadi hamper setiap hari dia
mengambil jadwal siaran, mungkin saat ini 2-4 hari mas Chacha mengambil jadwal
itu.
Hambatan-Hambatan apa yang dihadapi selama
menjadi Presenter:
1.
Jarak (Rumah dan studio) Jarak yang jauh membuat mas chaca harus, menyediakan
waktu banyak untuk aktivitas yang satu ini. Pertama, sebelum On air harus sudah
ada di studio minimal 1/2 jam. Jarak tempuh
ku 45 menit tanpa macet. siaran yang hanya 30-60 menit, harus setidaknya
menyediakan waktu:2x 45 menit (PP) + 30 menit preparen naskah dll + 15 menit
make up + oN AIR 30Menit
2. Dengan waktu yang begitu banyak (Meskipun Part time), mengakibatkan aktivitas lain sedikit keteteran,mengingat tenaga manusia berbanding terbalik dengan robot. Rasa capek dan lelah, kadang sudah bikin males beraktivitas lagi.
3. Hambatan lain adalah "MOOD". tampil di televisi harus bisa mengkondisikan mood dengan baik. Kelemahan mas chaca adalah kadang serangan BAD MOOD mengacaukan siaran. (Kumatkumatan)
2. Dengan waktu yang begitu banyak (Meskipun Part time), mengakibatkan aktivitas lain sedikit keteteran,mengingat tenaga manusia berbanding terbalik dengan robot. Rasa capek dan lelah, kadang sudah bikin males beraktivitas lagi.
3. Hambatan lain adalah "MOOD". tampil di televisi harus bisa mengkondisikan mood dengan baik. Kelemahan mas chaca adalah kadang serangan BAD MOOD mengacaukan siaran. (Kumatkumatan)
4.TIMING
On AIR. Bayangin aja: siaran pagi On air jam 07.00-08.00.... berangkat dari rumah
setengah 6 lewat. siaran siang, on air 30 menit dari jam 11.30... Berangkatnya pas
panas panasnya semarang.
(Repot lagi kalau hari Jumat)
siaran malam: on air jam 18.30... berangkat menjelang maghrib nabrak magrib. (Repot kalau pas puasa) tapi dari hambatan hambatan itu... akan terasa nikmat manakala kita SENANG dan MENYENANGI Aktivitas Kepenyiaran.
siaran malam: on air jam 18.30... berangkat menjelang maghrib nabrak magrib. (Repot kalau pas puasa) tapi dari hambatan hambatan itu... akan terasa nikmat manakala kita SENANG dan MENYENANGI Aktivitas Kepenyiaran.
Presenter adalah pihak utama
dalam preses komunikasi, komunikator memegang peranan yang sangat penting,
terutama dalam mengendalikan jalannya suatu acara dalam televise. Untuk itu,
seorang presenter harus terempil berkomunikasi, dan juga kaya ide serta penuh
daya kreativitas, supaya penonton bisa tertarik bahkan kebawa dalam pesan yang
dia sampaikan. Presenter tidak perlu cantik ataupun tampan, yang di perlukan
adalah skil dalam berbicara, seperti Tukul Arwana, bisa di lihat dari pembawaan
acara yang berhasil dia hendel, dia juga menjadi presenter sukses honor
terbesar nomer satu di Indonesia .
Untuk menjadi presenter yang
sukses, ada beberapa factor yang mempengaruhinya. Diantaranya:
·
Pribadi
Seorang pakar komunikasi pernah menganjurkan bahwa jika
orang ingin menjadi orang besar, ia harus berusaha mengurangi sikap malu dan
berani untuk tampil.
·
Kepercayaan (credibility)
Seperangkat persepsi tentang kelebihan-kelebihan yang
dimiliki presenter sehingga diterima atau diikuti oleh khayalak (penonton),
menurut Aristoteles kepercayaan ini bisa diperoleh jika seorang komunikator
memiliki ethos, pathos, dan logos. Ethos ialah kekuatan yang dimiliki pembicara
dari karakter pribadinya, sehingga ucapan-ucapannya dapat dipercaya. Pathos
ialah kekuatan yang dimiliki pembicara dalam mengendalikan emosi pendengarnya, sedangkan
logos ialah kekuatan yang dimiliki komunikator melalui argumentasinya.
Seorang komunikator yang ingin memperoleh kredibilitas perlu
memiliki pengetahuan yang dalam, pengalaman yang luas, sikap yang jujur dan
bersahabat, serta mampu beradaptasi dengan system budaya dan social.
·
Faktor daya tarik banyak
menentukan berhasil tidaknya komunikasi, jadi seorang komunikator yang memiliki
fisik menarik dan penampilan yang menarik lebih memikat penonton.
·
Kekuatan ialah kepercayaan diri
yang harus dimiliki.
Meski kekuatan tidak selamanya menjadi prasyarat bagi
seorang komunikator yang ingin sukses, tapi minimal ia harus memiliki
kredibilitas dan daya tarik. Kemampuan untuk menumbuhkan kredibilitas dan daya
tarik sangat ditentukan oleh kemampuan seseorang untuk berempaty
(memproyeksikan dirinya ke dalam diri orang lain).
·
Faktor lain yang mempengaruhi
adalah homophily, yakni adanya kesamaan yang dimiliki oleh seorang komunikator
dengan khayalaknya. Misalnya dalam hal bahasa, pendidikan, agama, usia, dan
jenis kelamin.[2]
Begitu
juga mas Chacha, dalam pembawaan acara beritanya dia tidak perlu mengikuti
pelatihan khusus ataupun yang lainnya, dia mengembangkan sendiri bakatnya
dengan pengalamannya dulu di IAIN Walisongo tepatnya di Leb Dakwah dan siaran
di Hot Fm. Keramahan, banyaknya ilmu, dan pengalaman membuat mas Chacha sukses dalam menempuh
karirnya di Semarang tv.
IV.
KESIMPULAN
Ketika ingin menjadi seorang presenter, itu tidak mudah juga
tidak sulit karena dibutuhkan skill yang lebih. Diantaranya adalah kredibilitas,
daya tarik, kepercayaan diri, dan homophily, yang masing-masing bisa dibagun
oleh setiap orang.
V. PENUTUP
Demikian makalah dari kelompok
kami yang sudah disampaikan, semoga apa
yang telah kita bahas bersama pada makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca dan orang lain, kami menyadari bahwasannya makalah
yang kami buat jauh dari kesempurnaan, maka dari itu
kami selaku pembuat meminta saran dan kritik dari pembaca untuk kesempurnaan makalah kami.
DAFTAR PUSTAKA
Cangara, Hafied. Pengantar Ilmu Komunikasi,. Jakarta:
PT RajaGrafindo Persada, 2010
Syam Nur, Madzhab-madzhab
Antropologi, Yogyakarta: Lkis Yogyakarta,
2007
Tidak ada komentar:
Posting Komentar