Islam telah masuk ke dalam jiwa saya seperti
cemerlangnya musim semi yang telah memecah kegelapan musim dingin. Islam telah
menghangatkan jiwa saya dan telah menutupi badan saya dengan ajaran-ajarannya
yang indah cemerlang. Alangkah jelas dan segarnya ajaran-ajaran Islam itu, dan
alangkah logisnya kalimat “Tidak ada tuhan selain Allah dan Muhammad adalah
Utusan Allah.” Mungkinkah ada yang lebih tinggi dan lebih bersih dan
suci dari itu? Nonsens dengan ajaran kepercayaan: “Tuhan Bapak, Tuhan Anak dan
Ruhul-Kudus” yang telah merajai hati orang, tapi tidak bisa diterima oleh akal
yang sehat. Islam cocok sepenuhnya dengan jiwa abad modem dan bisa
dipraktekkan di dunia sekarang. Ambillah saja misalnya ajaran “persamaan antara
manusia” yang merupakan ajaran yang digembar-gemborkan oleh gereja-gereja
Kristen sendiri. Akan tetapi teori ini tidak ada dalam praktek mereka. Sebab
Paus, para archbishop, bishop dan lain-lain selalu berusaha untuk memusatkan
segala kekuasaan mereka dengan mengatas-namakan Tuhan. Alangkah bedanya hai itu dengan Islam dengan
ajaran-ajarannya yang benar yang diwahyukan Allah s.w.t. kepada Muhammad
s.a.w.:
"Hai sekalian orang yang beriman! Nafkahkanlah sebagian
yang baik dari yang kamu usahakan dan dari yang Aku tumbuhkan buat kamu di
bumi. Dan janganlah kamu memilih dari padanya yang buruk untuk kamu nafkahkan,
pada hal kamu sendiri tidak akan mau menerimanya kecuali dengan memicingkan
mata terhadapnya. Ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah itu Maha Kaya dan Maha
Terpuji". Al-Baqarah 267.
Saya hidup dalam lingkungan para penganut aliran
Protestan, dan sejak kecil saya merasa tidak puas dengan ajaran-ajaran
ke-Kristenan. Maka sesudah saya masuk universitas, keraguan saya itu menjadi
kenyataan, sebab agama Kristen –seperti yang saya lihat– sedikit sekali
artinya, atau bahkan bukan apa-apa buat saya. Dalam keputusasaan saya untuk
menemukan kepercayaan yang mengandung segala nilai yang saya cita-citakan, saya
telah mencoba memberi kepuasan kepada jiwa saya dengan cara menggambarkan suatu
kepercayaan yang tidak begitu jelas memancar dari dalam jiwa saya Pada suatu
hari saya mendapat sebuah buku yang berjudul ‘Islam and Civilization.’ Belum
selesai saya membaca buku itu, sudah ternyata bagi saya bahwa aliran yang
ditunjukkan oleh buku itu hampir semuanya mengandung apa yang telah saya
khayalkan mengenai kepercayaan. Toleransi Islam bertentangan dengan fanatisme
aliran-aliran Kristen, ilmu pengetahuan dan kemajuan negeri-negeri Islam pada
abad pertengahan berlawanan dengan kebodohan dan khurafat yang merajai
negeri-negeri lain pada waktu yang sama, dan teori logis dari Islam mengenai
pembalasan atau hukuman terhadap segala amal perbuatan manusia merupakan
tantangan terhadap teori penebusan dosa manusia yang diajarkan oleh Kristen.
Semua itu merupakan soal-soal yang meyakinkan saya. Akhirnya saya yakin atas
kebenaran ajaran Islam yang luas meliputi seluruh alam kemanusiaan, untuk yang
kaya dan yang miskin secara sama rata, bisa dan mampu melenyapkan segala
rintangan yang ada antara segala aliran dan warna kulit.
Farouk B. Karai (Zanzibar)
Saya memeluk agama Islam sebagai buah dorongan jiwa
saya sendiri dan karena besarnya kecintaan dan penghargaan saya kepada Rasul
Islam Muhammad s.a.w. Hati saya telah dicengkeram oleh perasaan-perasaan itu
sejak lama secara spontan. Tambahan lagi, saya tinggal di Zanzibar, di mana
banyak sahabat-sahabat saya yang beragama Islam telah memberi kesempatan kepada
saya untuk mempelajari dan mengerti Islam secukupnya. Maka secara diam-diam
saya telah membaca sebahagian tulisan tentang Islam, karena takut ketahuan oleh
keluarga saya. Pada bulan Desember 1940 saya telah menemukan diri saya telah
siap menghadapi dunia, lalu saya umumkan ke-Islaman saya. Sejak waktu itu
mulailah terjadi pemboikotan dan tentangan dari pihak keluarga maupun orang
lain dalam masyarakat Persi yang sebelumnya memang saya tergolong dari padanya.
Lama sekali kisah kesulitan-kesulitan yang harus saya lalui. Keluarga saya
dengan keras menentang saya memeluk agama Islam, dan mereka telah mempergunakan
berbagai cara yang dikiranya dapat menyulitkan saya. Akan tetapi sejak cahaya iman tumbuh dalam jiwa saya,
tidak ada satupun kekuatan yang mampu menghalangi saya untuk menempuh agama
yang halus yang telah saya pilih, yakni jalan iman kepada Allah yang Satu dan
kepada Rasul-Nya, Muhammad s.a.w. Saya tegak keras bagaikan batu-batu Gibraltar
menghadapi segala musibah dan kesulitan yang disebabkan oleh famili saya
berulang kali. Ke-Imanan saya kepada Allah, kepada kebijaksanaanNya dan kepada
takdir-Nya telah memantapkan langkah-langkah saya menerobos segala kesulitan
itu. Saya telah mempelajari tafsir Al-Qur’an dalam bahasa Gujarti yang telah
banyak menolong saya, dan saya dapat mengatakan tanpa satu ketakutanpun bahwa
tidak ada satupun Kitab dari agama lain yang dapat menandinginya. Al-Qur’an
adalah satu-satunya Kitab Suci yang sempurna. Ajaran-ajarannya mudah dan
menyerukan kecintaan, persaudaraan, persamaan dan kemanusiaan. Sungguh
Al-Qur’an itu suatu Kitab Suci yang mengagumkan, dan mengikuti ajaran-ajarannya
merupakan jaminan kejayaan kaum Muslilmin untuk selama-lamanya.
Mu’min Abdurrazzaque Selliah (Srilangka)
Pernah pada satu waktu saya memandang agama Islam
sebagai sesuatu yang tidak menyenangkan, dan saya tidak punya sahabat dari
kalangan kaum Muslimin seorangpun, bahkan saya tidak berusaha untuk berhubungan
dengan mereka, karena saya tidak senang kepada agama mereka. Pernah sedikit
saya memimpikan bahwa membaca buku-buku tentang Islam akan menjadikan diri saya
orang yang lain. Mulailah saya merasa mencintai Islam, ketika ternyata bahwa
jalan hidup ke-Islaman itu lurus dan tidak samar-samar. Islam adalah agama
kebersihan dan mudah. Di samping itu saya menemukan dalam Islam banyak ajaran
yang cermat dan mendalam, suatu hal yang telah menyebabkan saya merasa dengan
cepat dekat kepada Islam.
Kitab Suci Al-Qur’an telah saya baca sedikit-sedikit,
ternyata telah mengagumkan saya. Di waktu yang lalu, saya berpendapat bahwa
tidak ada sesuatu yang menandingi Bible. Sekarang ternyata bahwa perkiraan saya
itu salah besar. Sungguh Al-Qur’an itu penuh dengan kebenaran, ajaran-ajarannya
praktis dan bebas dari segala dogma dan ajaran-ajaran yang samar-samar. Karena
itulah, maka setiap hari berlalu telah semakin mendekatkan saya kepada agama
“aman dan cinta”, yakni agama Islam, tentunya. Persaudaraan Islampun tidak
terlepas dari catatan, kekaguman dan kesadaran saya. Jika orang ingin melihat
pelaksanaan yang nyata tentang ajaran “Sukailah untuk saudaramu apa yang kau
sukai untuk dirimu sendiri”, dia akan hanya menemukannya dalam “persaudaraan
Islam”, yang merupakan persatuan yang terbesar dan sungguh-sungguh yang pernah
ada di dunia.
Apa yang telah menarik saya selanjutnya dalam Islam,
ialah bahwa Islam itu tidak dogmatis. Islam adalah ideal dan praktis, rasional
dan modern. Konsepsi Islam tentang Satu Tuhan dan segi-segi kerohaniannya juga
ideal. Dengan demikian, maka Islam adalah satu-satunya agama yang baik buat
manusia seluruhnya; praktis dalam teori dan kepercayaannya, rasional dan maju
seperti majunya kehidupan manusia
Abdullah Uemura (Jepang)
Dalam soal iman, Islam meletakkan titik berat pada
ke-Esaan Allah s.w.t., kebangkitan dari alam kubur, kehidupan di akhirat dan
perhitungan amal atau hisab, disamping segala sesuatu yang penting atau berguna
untuk kemaslahatan hidup. Boleh dikatakan bahwa kebiasaan dan ketekunan dalam
mencari keridlaan Allah s.w.t. itu dalam kenyataannya merupakan inti dari pada
ajaran-ajaran Islam. Dan dalam pencarian saya akan kebenaran, ternyata saya
menemukannya dalam Islam. Agama Kristen, atau lebih tegas Injil-Injilnya yang
kita dapati sekarang itu tidak lagi sebersih pada waktu diturunkannya dari
Allah s.w.t. Dia telah mengalami perubahan berkali-kali. Dengan demikian, maka
tidaklah mungkin bisa dikatakan bahwa agama Kristen itu masih asli. Sedangkan
Al-Qur’anul-Karim diturunkan dari Allah s.w.t. dan selalu tetap seperti
keadaannya semula, tanpa penggantian atau perubahan sedikitpun. Agama Kristen
yang sampai kepada kita, tidak lagi dalam bentuk yang diturunkan dari Allah
s.w.t. Dia hanya terdiri dari beberapa kalimat fatwa Jesus Kristus dan
biografmya, dan kedudukan Kristus itu dalam agama Kristen sama seperti
kedudukan Hadits dalam agama Islam. Dengan demikian, maka apa yang diwahyukan
Allah dalam agama Kristen itu tidak langsung sampai kepada kita seperti halnya
dalam agama Islam.Yang paling kacau dalam agama Kristen ialah ajaran Trinitas
yang wajib diimani tanpa dapat dimengerti permasalahannya, karena tidak ada
tafsirannya yang bisa diterima oleh akal pikiran. Disamping itu ada yang paling
mengejutkan, yaitu bahwa pembebasan orang-orang yang berdosa itu ialah kematian
yang abadi yang didalamnya termasuk orang-orang yang bukan Kristen, karena
mereka itu dalam pandangan Kristen adalah orang-orang yang berdosa, karena
mereka tidak percaya kepada ajaran-ajaran Kristen. Dan kalau orang-orang yang
berdosa itu yakin atas abadinya kematian mereka, tentulah reaksi alaminya
mereka akan tergelimang dalam segala keburukan dan kesenangan sekedar untuk
memuaskan hawa nafsu mereka sebelum sampainya ajal, sebab kematian itu dalam
pandangan mereka adalah penghabisan untuk selama-lamanya.
Agama Buddha Mahayana Jepang adalah campuran antara
agama Buddha Ortodox dan agama Buddha primitif. Buddha Mahayana serupa dengan
Brahmana, dan ajaran-ajarannya jelas menunjukkan keingkarannya kepada Tuhan,
karena Buddha tidak mengakui jiwa abadi atau Tuhan. Sedangkan agama Brahmans,
walaupun dalam hal keingkarannya kepada Tuhan sudah jelas, tapi para
pengikutnya tidak tahu hakikat Brahma yang sebenarnya. Mereka berusaha untuk
meletakkannya dalam pengertian philosofis, dan dalam usahanya ini serta dalam
penyelidikan mereka tentang hakikat kebenaran melalui penglihatan dan
pendengaran, mereka tetap lebih suka menyembah makhluk ciptaan Tuhan, dari pada
menyembah Tuhan itu sendiri. Hanya Islam-lah satu-satunya agama yang menunjuki
kita kepada Allah s.w.t., Tuhan Yang Hidup, Yang Memiliki segala urusan dan
segala kekuasaan, yang bersih dari kebutuhan akan tempat, Yang tidak Melahirkan
tidak dilahirkan, Yang memiliki Kerajaan di langit tujuh dan di bumi, Yang
semua makhluk hanya tunduk kepada-Nya, hanya kepada-Nya semua makhluk pada
takut, dan hanya kepada-Nyalah semua makhluk tunduk dan menyerah. Agama Shinto7
di Jepang kekurangan nilai keutamaan, karena Shintoisme itu tidak mementingkan
akhlak atau moral secara khusus. Dalam Shintoisme, tuhan itu banyak, persis
agama berhala yang membolehkan penyembahan beberapa patung berhala. Islamlah
satu-satunya jawaban terhadap jeritan jiwa yang mencari jalan hidup yang
rasional dan kebenaran.
copy righ@
sekarang, beneran alim ya :)
BalasHapusheheheh... berbagi pengetahuan,,"berbagilah ilmu walau hanya 1 huruf(dalam hadist) :)
Hapus